- Rakor Penguatan Kelembagaan PAUD, Bunda Paud Tinawati Andra Soni: Sinergitas Lintas Sektor Penting
- Distribusikan Bantuan Baznas, Gubernur Banten Andra Soni Ajak Masyarakat Berzakat
- Kunjungi Bupati Serang Ratu Zakiyah, Anggota DPR RI Annisa Mahesa Serap Aspirasi Soal Keuangan
- GIIAS 2025 Resmi Ditutup, Lanjutkan Tur ke Empat Kota Besar Hingga November
- Bupati Pandeglang Dewi Setiani Lantik Tiga Pejabat Eselon
Bom di Kantor Polisi Afghanistan, Lima Tewas
Internasional – Serangan bom mobil di sebuah kantor polisi di selatan Afghanistan menewaskan lima orang dan melukai puluhan lainnya, termasuk anak-anak.
“Pelaku bom bunuh diri meledakkan sebuah mobil sekitar pukul 08.00 waktu lokal di tempat parkir dekat kantor polisi di Lashkar Gah,” tutur juru bicara Gubernur Helmand, Omar Zhwak, Rabu (23/8/2017).
Zhwak mengatakan perempuan dan anak-anak turut menjadi korban bom tersebut. Pemerintah menyebut serangan itu dilakukan oleh kelompok Taliban.
Direktur rumah sakit provinsi Mauladad Tabihdad mengatakan sekitar 30 orang korban luka telah mendapat perawatan medis. Sebagian besar di antara mereka adalah anak-anak.
Sementara itu, dari lima orang yang tewas, empat di antaranya adalah dua perempuan dan dua tentara.
Diberitakan AFP, juru bicara kepolisian, Salam Afghan, mengatakan pelaku mengincar sejumlah kendaraan militer yang terparkir di halaman kantor mereka.
Serangan ini terjadi setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump berniat menambah personelnya di Afghanistan.
Pentagon berencana menambah sekitar 4.000 pasukan ke negara di Asia Selatan itu untuk membantu tentara Afghanistan memberangus Taliban.
Taliban masih menjadi ancaman keamanan bagi pemerintah dan rakyat di negara tersebut.
Sejauh ini, ratusan warga hingga personel tentara Pemerintahan Presiden Ashraf Ghani sudah menjadi korban kekejaman pemberontak yang pernah menguasai negara sekitar 1996-2001 lalu itu.
Keputusan AS ini pun disambut ultimatum Taliban yang melayangkan surat terbuka pada Donald Trump.
Dalam suratnya, Taliban meminta AS tak menambah pasukan dan segera menarik mundur tentaranya dari Afghanistan.
Kelompok militan itu pun menganggap okupasi tentara asing sebagai “pendorong utama perang” di Afghanistan. (aal/cnn)